Pertama kali nonton di XXI, terima kasih Kick Andy Foundation!

Kak, bioskop itu apa? Tempat bikin film  ya?” tanya seorang anak sebelum pergi. Ini pertama kalinya mereka pergi ke bioskop. YAFI mendapatkan 145 voucher nonton film “Cita-citaku setinggi tanah” dari Kick Andy Foundation. XXI Blok M Square menjadi saksi keriuhan puluhan anak kelompok satu ini pada 19 Oktober lalu.

Wah naik lift.. hahahha” mereka tertawa menikmati sensasi ditarik ke atas menggunakan lift. Sepertinya, ini kali pertama mereka datang ke mall juga. “Kak Naik itu juga yuk!” teriak seorang anak ketika melihat eskalator. Tentu tidak aku izinkan, akan mengerikan jika tiba-tiba tangga berjalan itu dipenuhi puluhan anak-anak yang melompat-lompat.

Kami tiba satu setengah jam lebih awal karena salah informasi soal jam tayang. Jadilah lobby XXI ini tempat main mereka. Ruangan luas, sejuk, berkarpet, sempurna untuk dijadikan tempat lari-lari, jungkir balik, dan guling-guling. Wah, dunia anak-anak memang seru tanpa harus malu. Mereka berlarian keluar masuk. Untung saja, satpam penjaganya mau memaklumi dan hari itu pengunjung pun tak terlalu ramai sehingga tak banyak yang merasa terganggu.

Mereka juga tak lupa menjajal tempat sampah yang bisa terbuka kalau dipencet. Juga, berebut untuk pergi ke toilet yang berbeda dengan WC di rumah mereka. Gambar-gambar di dinding yang menunjukkan film yang akan dan sedang tayang pun menarik perhatian, salah satunya gambar suster ngesot. Ah, film Indonesia kenapa jarang sekali ada yang mendidik. Seingatku, ketika kecil ada banyak sekali lagu dan film untuk anak-anak.

Film Cita-citaku setinggi tanah memberi pesan yang menarik. Ternyata, cita-cita itu bukan soal menjadi dokter atau polisi; bukan soal ditulis atau dilukis; Sebaliknya, cita-cita itu soal bagaimana meraihnya. Agus, tokoh utama di film ini menunjukkan kegigihannya untuk mencapai sebuah cita-cita yang menurut teman-temannya rendah: Makan di restoran padang. Usaha kerjanya yang luar biasa, pengorbanannya, dan kesabarannya, membuahkan hasil hingga ia dapat mengumpulkan uang.

Aku teringat 10 bulan lalu, di kelas, seorang anak menulis “Aku ingin jadi presiden” Kemudian dihapus. “Ketinggian kak” celetuknya. Dia menulis lagi, “Aku ingin jadi polisi”, lalu dihapus. “Susah kak” jawabnya. Akhirnya dia menjawab “Aku ingin menjadi nelayan”. Ketika diajak berlomba menulis macam-macam pekerjaan yang ada di dunia, tak ada yang menyebutkan dokter, polisi, atau tentara, tapi tukang sayur, tukang bajaj, dan paling tinggi satpol PP. Untunglah Kakak-kakak volunteer YAFI yang berbagi inspirasi tentang apa saja pekerjaan yang ada dan bisa mereka pilih.

Program Kami Berbakti batch 1 sengaja didesain untuk menginspirasi siswa ini. Dengan mendatangkan manajer perusahaan untuk bercerita bagaimana mereka dulu sekolah hingga akhirnya bisa bekerja di jakarta; mendatangkan artis Rendy Ahmad yang menceritakan perjuangannya di Belitong hingga akhirnya terpilih menjadi pemeran Aray di Sang Pemimpi; membimbing untuk Olimpiade Sains Kuark Nasional hingga akhirnya masuk ke semi final tingkat nasional; hingga membangun sebuah Pojok Baca YAFI.

Terima kasih Kick Andy Foundation dan seluruh donatur YAFI yang sudah membantu kami. Juga, terima kasih kepada seluruh tim YAFI  Semoga kita terus bisa menginspirasi anak-anak di Indonesia. ^^ Show more untuk lihat fotonya

Tong sampahnya terbuka kalau ditekan

Tong sampahnya terbuka kalau ditekan 😀

Gegulingan di karpet XXI

Karpetnya lembut, ruangannya adem, yuk gegulingan. 🙂

About waididudidam

-I might not be the best daughter in the world, but I will do my best for my parents. -(Sedang Berusaha Menjadi) Cerdas, Berintegritas, dan Bermanfaat -(Dalam Proses Menuju) Juwairiyyah, S.E

Posted on November 14, 2012, in wai dan YAFI and tagged , , , . Bookmark the permalink. Leave a comment.

Leave a comment